Ketika si otto dan manu berwisata di mesir, mereka melihat berbagai macam keindahan dunia, peninggalan yang sudah berumur berabad-abad dan sejarah yang tak pernah mati. Mereka sangat bersyukur bisa berada disana walaupun panas derik yang menusuk kulit. Otto bertanya pada si manu, "Man, kamu baru keluar negeri ya?"
"NGak, ini udah keberapa kalinya ya? pertama di ausie trus amrik, hmmm.. jepang" (Amiiin)
"waah, man, kamu hebat ya? pantesen kamuu bisa beradaptasi dengan cepat"
"Jiah, ia dong, kok rasanya ada seperti gurita terbakar ni, jadi laper."
"Upsss." Dalam pikir otto, hohoho., "rasanya kok seperti saya?" pikirnya (emaang kalii :D)
Ketika mereka sedang makan, dia melihat pelayan yang sangat kebingungan, tentunya si otto juga bingung.
"Man, knp toh itu pelayan?"
"hmmm... Mungkin pelayan baru." Ujar si manu.
Namun beberapa jam kemudian, si pelayan itu pun bisa beradaptasi dengan cepat.
Keesokan harinya, merekapun melanjutkan wisata mereka di cuaca yang begitu menghangatkan. Setelah beberapa saat, mereka kantuk, tapi mereka tetap bersemangat. Oleh karena itu mereka mampir di warung kopi (emang ada ya?). Ottopun terkejut lagi.
"Otto, ada apa?"
"Man, bukannya orang itu yang kemarin kita lihat?"
"iya ya, ah tapi mungkin bukan, mungkin pelayan disini kali."
"Iya, mungkin." Otto masih kebingungan.
Merekapun melanjutkan perjalanan ke gurun pasir tuk meliat piramida dan patung sphynx (maaf kalo salah heheh). Mereka sangat takjub meliat semua itu. Didalam piramida, mereka melihat banyak batu, konon katanya batu-batu itu dikumpul dan kemudian, dibangun oleh para budak selama berabad-abad, tapi bukan hanya itu, batu-batu tersebut mungkin lebih dari 800 juta batu. Dengan mengetahui hal tersebut, otto sangat ngeri dan merasa sangat kasihan pada budak-budak itu. Dan terlebih lagi mereka (budak-budak) terkubur dibawah bebatuan itu. Sungguh sangat teragis dalam pikiran otto. UGGGGH.. tanpa disadari otto tersesat, dan si manupun entah pergi kemana. Otto terjebak dalam piramida itu, dia berteriak memanggil manu, tapi tak ada jawabnya. Selama berjam-jam, dia menunggu dan berteriak, namun tak seorangpun datang. Tiba-tiba di dalam kegelapan, muncullah seseorang dengan obor yang berapi, "Anda baik-baik saja?" Tanya si orang tsb
"Ia, saaya tidak sangat bbaik." Dengan suara frustasi :D
"Ok. Ayo kita keluar!"
Setelah mereka keluar, ottopun kaget, tanpa sadar "Wah, bukannya kamu pelayan kemarin, pelayan yang di restoran ma warkop?"
"haha.. ia itu memang saya."
Ottopun bingung....
"Sebenarnya saya adalah seorang pengembara."
Ottopun mengerti dan menanyakan alasannya.
"Mungkin karena saya mencari bagian diriku yang hilang, makanya saya kadang terlihat kebingungan dan lihat, sekarang saya adalah seorang pemandu."
Ottopun kagum padanya.
Dan diapun melanjutkannya, "Setelah berumur 18 tahun, saya pergi dari rumah tanpa tahu mau kemana, yang kutahu hanya saya harus pergi." (when tommorow comes:40)
"trus bagaimana orang tua anda?" tanya si otto.
"Mereka sangat mengerti apa yang kurasakan, belum lagi kami cuma berempat, hidup kami sangat menderita, makanan pun tidak cukup dikarenakan pengahsilan ayah yang sangat minim, akupun berpikir harus pergi dari rumah ini tuk mencari sesuatu yang bisa membahagiakan mereka yaitu bagian diriku yang hilang.
"Sayapun sangat mengerti akan hal tersebut dan sayapun mencari pekerjaan-pekerjaan yang sangat pas untuk diri saya, hasilnya pun sangat memuaskan, sy bisa bekerja dengan lancar dan membahagiakan keluarga saya dengan cara mengirim uang hasil jerih payah saya kepada mereka. Tapi di semua pekerjaan yang saya dapati, saya tidak meresakan sesuatu yang sangat pas, dimana diri saya bisa benar-benar merasakan diri saya sebenarnya."
Rasa kagum ottopun tak kunjung padam, trus dia bertanya, "Jika kau merasakan kegagalan, apakah kau berhenti?"
"Tentu tidak, kegagalan memang bagian diri manusia, tapi itu bukan alasan tuk berhenti mencari diri kita sebenarnya.
"Akan selalu ada hal-hal yang tak mampu kau kendalikan, tapi kau baru benar-benar gagal jika kau membiarkan hal-hal ini mencegahmu mencoba. Kalau kau tak pernah mengambil resiko, kaupun takkan pernah mencapai apa-apa. Lebih baik mecoba dan gagal, daripada takut mencoba."
Merekapun bercakap-cakap sampai mereka ketemu si manu di sebuah restoran. Setelah usai percakapan mereka, malampun tiba dan ottopun berusaha mengingat kata-kata yang dikeluarkan oleh sang pengembara tersebut.
Mengingat dan berkata
"Ada orang yang menghabiskan hidup tanpa pernah sekalipun mencoba hal-hal baru, karena mereka takut gagal. Yang tidak mereka sadari adalah, walaupun orang pemberani tidak hidup abadi, orang yang selalu berhati-hati malahan tidak pernah hidup sama sekali."